Bapak Walikota Kota Sabang yang terhormat, tanpa
mengurangi penghargaan saya kepada bapak, selaku warga Kota Sabang saya ingin
sedikit menceritakan keprihatinan saya terhadap Kota tercinta kita ini. Kita
tentunya sangat bangga karena Kota Sabang adalah salah satu destinasi wisata
dunia. Apalagi sebagai Nol Kilometernya Indonesia.
Namun, pada kesempatan ini bapak walikota yang
terhormat, saya tidak ingin menceritakan tentang wisata karena anda sudah pasti
lebih tahu dari saya tentang potensi wisata kita yang luar biasa. Saat ini,
saya hanya ingin menceritakan tentang pegawai negeri sipil yang ada di
lingkungan pemerintah kota sabang.
Sebelumnya saya mohon maaf, apabila nantinya ada
perkataan saya yang kurang berkenan di hati bapak. Sebagaimana kita ketahui
bersama, bahwa Setiap seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),
Kota Sabang hampir selalu menjadi tujuan utama para pelamar pekerjaan tersebut.
Jumlah penduduk sebesar 32.191 berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada
tahun 2013 yang lebih kecil dari jumlah penduduk daerah lain menjadikan Sabang
dianggap sebagai daerah dengan peluang tertinggi untuk lulus dalam seleksi CPNS
tersebut.
Memang jika hanya memprioritaskan putra putri
daerah untuk diterima mendaftar dalam seleksi CPNS juga bukan sebuah kebijakan
yang bijak mengingat potensi Sumber Daya Manusia yang kita miliki masih jauh
dari kata memadai. Saya juga mendukung jika ada orang dari daerah lain yang
menjadi Pegawai Negeri di Kota kita ini demi untuk memajukan kota Sabang.
Seperti yang sudah saya sebutkan diatas bahwa demi
untuk memajukan kota Sabang, program-program peningkatan Sumber Daya Manusia
tentu haruslah dijadikan prioritas. Banyak sekali PNS di lingkungan Kota Sabang
yang disekolahkan untuk menempuh pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi dengan
biaya pemerintah kota sabang, itu hal yang memang luar biasa.
Oleh karena itu semua, tidakkah bapak merasa bahwa
selama ini Sabang selalu dijadikan batu loncatan? Saya sangat prihatin, ketika
warga kita sakit, tetapi harus berobat ke luar Sabang dengan alasan tidak ada
dokter spesialis di Sabang. Coba bapak cek lagi, berapa orang dokter yang telah
kuliah spesialis dengan biaya dari pemerintah Kota Sabang, kemudian setelah
selesai pindah ke daerah lain atau kembali ke daerah asalnya?
Itu baru dokter bapak. Bagaimana dengan guru atau
tenaga pengajar? Untuk menciptakan generasi berkualitas kita tentu membutuhkan
peran mereka untuk mendidik putra putri Sabang. Tetapi, lagi-lagi, setelah
mereka menjadi PNS di Kota kita mereka kembali ke daerah asalnya dengan seribu
satu alasan.
Bagitu pun yang terjadi di lingkungan tenaga
administrasi Pemerintah Daerah sendiri. Begitu banyak PNS-PNS Kota Sabang yang
di Sekolahkan kemudian angkat kaki dari Kota Sabang. Memang kita juga bisa tersenyum
bahagia pak, karena di pihak lain masih ada juga PNS yang merupakan putra-putri
asli Sabang yang memiliki motivasi untuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih
tinggi meskipun harus dengan biaya sendiri tanpa sedikitpun mendapat bantuan
dari pemerintah daerah.
Bapak walikota yang terhormat, ketika Pilkada
dulu, saya termasuk orang yang memilih anda. Saya berdo’a untuk kemenangan
anda. Saat itu, saya menaruh harapan yang besar pada diri anda sebagai walikota
Sabang pertama yang asli putra Daerah. Saya tahu, memang tak mudah mengurusi
ribuan jiwa, tetapi bukankah itu sebuah konsekwensi dari keputusan anda sendiri
untuk mencalonkan diri dahulu?
Saya berharap, kedepan kebijakan yang bapak yang
bapak ambil tidak merugikan pihak manapun. Mengingat saat ini, setiap anak
sekolah dari jenjang Sekolah dasar sampai sekolah menengah atas (SD sampai SMA)
mendapat 2 juta rupiah pertahun. Lalu, mengapa putra putra Sabang yang sedang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi justru hanya satu juta pertahun?
Akibat dari terpusatnya dana bantuan biaya
pendidikan di jenjang pendidikan dasar saja, sejumlah mahasiswa/i di Ibukota
Banda Aceh asal kota Sabang yang sedang menempuh pendidikan tinggi merasa sangat
dirugikan dengan kebijakan tersebut.
Sebenarnya banyak sekali yang ingin saya sampaikan
kepada bapak. Tetapi, beban kerja bapak sudah cukup banyak, biarkan untuk
perihal lainnya saya sampaikan di waktu yang lain. Selamat bertugas bapak,
semoga Allah selalu melindungi anda dan keluarga.
Sabang, 20
Agustus 2015
Post a Comment