Hai sobat Afra semua, di belahan bumi mana pun
kalian berada (yang sedang tidak dibumi sepertinya tak perlu disapa). Setelah sekian
lama saya terus saja mencoba sok puitis, maka akhirnya saya lelah, dan
memutuskan untuk kembali ke alam kita ini, alam haha hihi yang sungguh sangat
spektakuler, awesome, amazing dan sederet kata-kata belasungkawa serta turut
berduka cita lainnya.
Baiklah sobat sekalian, pada kesempatan dalam
kesempitan ini, izinkan saya berbagi sedikit. Tenang saja, gak akan
banyak-banyak koq, dikiiiitt aja, boleh ya?? Tema kita malam ini adalah “siapa
sich calon istri ideal itu?’
Tema ini saya pilih disebabkan oleh begitu banyak
para jomblowan yang meminta nasehat dari saya mengenai topik yang paling urgent
ini. setelah melalui pencarian hingga perenungan panjang selama 10 tahun 10
bulan 10 minggu 10 hari 10 jam 10 menit dan 10 detik, maka saya mendapatkan sebuah
kesimpulan yang sifatnya top on the top.
Lalu, siapakah calon istri ideal itu? Jawabannya,
calon istri ideal itu adalah mereka anak-anak (baca=mahasiswi) Hukum Ekonomi
Syariah. Nach, pasti pada penasarankan mengapanya? Berikut alasannya mengapa
mahasiswi HES adalah calon istri ideal.
1.
Istri adalah menteri
keuangan dalam keluarga. Semua keuangan keluarga adalah wewenang Istri. Jadi,
mereka yang kuliah di jurusan HES ini sudah barang tentu sangat paham bagaimana
harus meng-handle ini semua. Mereka paham bagaimana harus berbelanja
dengan modal kecil untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dan, mereka
juga tahu cara mengatur agar keuangan tidak sampai mengalami defisit anggaran.
2.
Biasanya, 89% suami yang
korupsi itu karena alasan istrinya. Permintaan istri yang macam-macam dengan
gaya hidup yang high class menjadikan suami gelap mata yang tak jarang
berujung penjara. Oleh karena itu, mereka para mahasiswi HES sudah pasti paham
benar akan hal ini. dari bangku kuliah mereka sudah belajar untuk membedakan
yang mana pendapatan halal dan yang mana pendapatan haram.
3.
Poin kedua juga kemudian
berimbas kepada poin ketiga. Ketika si suami menafkahi keluarganya dari rezeki
yang haram, maka anak-anaknya pun akan tumbuh ke arah negatif yang juga
ujung-ujungnya berakhir jadi sampah masyarakat. Na’udzubillah...
4.
Seorang istri akan menjadi
ibu nantinya ketika ia punya anak. Nach, sebagai ibu, ia adalah madrasah
pertama anak-anaknya. So, bayangkan saja apa jadinya anak-anak jika ibunya
tidak bisa mengajarinya berhemat, tidak mengajari tentang yang mana halal dan
mana haram, yang pada akhirnya ketika si anak mulai memilih pasangan hidup,
maka sebagai ibu, ia akan mengarahkan ke sifat maaterialistis.
Sebenarnya masih ada sekitar 100an alasan lainnya, hanya mengingat keterbatasan kesempatan yang sudah saya katakan diatas dalam kesempitan maka kita sudahi saja. Jadi, para jomblowan tunggu apalagi? Ayo, segera
lamar mereka para gadis-gadis (baik yang sedang kuliah maupun yang telah
selesai kuliah) di jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Hehehe....
Post a Comment