Hai halo bertemu kembali dengan saya,. So Kemarin saya sempat membaca
status facebook salah satu dari teman dunia maya saya (sampai saat
ini saya masih belum menemukan jawaban kenapa dinamakan dunia maya,
apa Cuma si maya saja yang punya dunia? Padahal kan bisa juga jadi
dunia rani, dunia rita atau malah dunia ini penggung sandiwara, Ntah
lah...) tentang kisahnya di pesantren. Teman-teman pasti baru kali
ini dech dengar pesantren, iya kan ya? Iya ajalah... hehehe, koq
maksa sich? Maksa dikiiiit aja kan ga apa-apa. Nach, untuk itu mari
saya jelaskan apa itu pesantren termasuk seluk beluknya
sebeluk-beluknya.
Pesantren adalah sekolah berasrama yang lebih menekankan pada
pendidikan agama islam disamping juga pendidikan umum lainnya. Dalam
bahasa inggris yang merupakan bahasa nenek moyang saya yang konon
seorang pelaut yang menjelajah pegunungan eh, koq pelaut sich, salah
dunk,, nenek moyang saya itu adalah salah satu keturunan langsung
dari ratu inggris, maksudnya kami masih bersaudara dekat dari jalur
species, kalau tidak percaya silahkan datang langsung ke London untuk
membuktikannya, anda bisa bertanya langsung pada penjaga istana ratu
inggris yang hobi memakai topi besar panjang dan berseragam merah
itu,..coba tanya apakah Mr.bean orang inggris? Pasti mereka menjawab
iya sambil cengengesan karena merasa lucu disebabkan ada pertanyaan
sebego itu. Nach dalam bahasa keluarga darah coklat kami ( loh, koq
darah coklat sich? iya iya biasanya keturunan kerajaan itu darah
biru, hanya saja keluarga kami berdarah coklat bukan biru, pada
awalnya kami berdarah biru tapi karena salah seorang pendahulu kami
yang tanpa sengaja meminum ramuan formula rahasia yang dibuat di
hongkong akhirnya darah kami secara fantastis berubah menjadi coklat,
dan juga karena coklat itu manis, dan teman-teman kan bisa melihat
betapa manisnya saya sampai-sampai ketika saya duduk terlalu lama
saya bisa kesemutan hahahha ) biasanya pesantren disebut juga Islamic
Boarding School.
Islamic = bersifat Islam, Board = papan, School = sekolah. So islamic
boarding school bermakna = sekolah papan islam? Kok jadi aneh ya? Hmm
atau mungkin disebut begitu karena para muridnya diwajibkan membawa
papan kemana saja, baik disaat makan,tidur dan juga berfungsi sebagai
alat untuk melempar sesuatu seperti melempar burung merpati yang
lewat, melempar bang jhoni yang suka gangguin santriwati atau bisa
juga melempar teman sendiri sebagai hiburan dikala suntuk dan untuk
kemudian saling melempar heheh..canda dunk :D
Setelah saya membaca tulisan teman saya itu, saya jadi ingat kalau
saya juga pernah merasakan energi gaib yang serupa tapi tidak sama
dengan dia. Ya jelas dunk tak sama, karena kan pesantrennya beda.
Saya juga pernah teronggok ke penjara suci ini oleh kedua orang tua
saya, waduh seperti sinetron anak yang terbuang ya. Coba teman-teman
bayangkan dengan penuh penghayatan dan meditasi, ketika tengah malam,
kedua orang tua saya dengan hepi-nya mengemasi barang-barang saya,
lalu mereka membangunkan saya dengan memukul-mukul panci agar saya
yang sedang tertidur lelap segera terjaga dengan ceria, dan kemudian
membawa saya ke tengah hutan belantara dan meninggalkan saya seorang
diri lantas berharap saya dijemput oleh ksatria berkuda putih yang
kemana-mana selalu membawa boneka hello kity. Hmm,, seram ya??? Tapi,
alhamdulillah orang tua saya bukanlah orang yang seperti itu. Itu
hanya ada dalam film cinderella dengan sepatu plastik dan saya
bukanlah cinderella yang malang itu, meskipun orang banyak yang
mengatakan kami mirip jika dilihat dari ketinggian 2000 kaki.
Pesantren adalah pilihan saya sendiri, tanpa paksaan dari pihak
keluarga,saudara,mentri agama bahkan sekjen PBB. Tapi, tolong jangan
tanyakan pesantren mana, karena saya tidak ingin merusak kredibilitas
keamanan sosial negara kita. Apa hubungannya ya? Mau tau? Cari aja di
wikipedia.org dan kalau sudah ketemu hubungannya tolong jangan
hancurkan hubungan yang telah terbina dengan baik itu. Ok!!!
Ditemani oleh kedua orang tua, saya pun dinyatakan sah dan terbukti
resmi masuk ke pesantren yang cukup dikenal di Banda Aceh itu.
Posisinya yang strategis di tengah kota, menjadikannya cukup
diperhitungkan dalam dunia persilatan, nah loe... hihihi,, asrama
menjadi padepokan saya selama menuntut ilmu disana, meskipun
dikemudian hari saya sadar, saya telah salah karena menuntut ilmu,
padahal ilmu tidak pernah berbuat kesalahan apapun terhadap saya,
tapi saya dengan teganya bak seorang psikopat menuntut si ilmu hingga
dia jatuh ke pelukan saya. Romantis bukan???
Jelas saja, kehidupan saya yang manja sebagai anak tunggal berubah
secara drastis ibarat berubahnya Clark Ken menjadi superman. Tidak
ada lagi sambutan hangat berupa repetan dari mama ketika saya pulang
sekolah, tidak ada lagi omelan politik ayah ketika saya sudah hampir
jam 3 siang belum juga shalat dhuhur. tidak ada lagi yang meyuapi
saya dengan menggunakan cangkul ketika saya sedang malas makan. Dan
tidak ada lagi dongeng yang dibacakan melalui TOA sebelum saya
tidur, untuk yang terakhir ini saya bohong, hehehe, karena bukan
kebiasaan orang Aceh menidurkan anak dengan cara membacakan dongeng
atau novel. Ya saya tulis aja supaya terasa lebih dramatis, hehehe
Waktu berlalu seakan begitu lambat. Tak pernah satu kalipun selama
saya di eksport oleh orang tua saya kesana terdengar ucapan “ wah,
tidak terasa udah malam ya?” kata-kata itu menjadi hal yang paling
langka di belantara ilmu itu. Karena apa teman-teman? Ya karena waktu
ketika itu saya sedang menjelma menjadi siput-siput kecil yang
berhasil mengalahkan si kancil. Padahal, saya sangat ingin saat itu
si waktu merubah dirinya menjadi seorang anak yang dikejar anjing
galak tetangga. Namun apa daya, saya tak kuasa merubahnya, karena
seperti yang sudah teman-teman pahami bukan saya yang menciptakan
waktu.
Kabar gembiranya, terkadang waktu dengan patuhnya menuruti kehendak
saya, dia berubah menjadi pelari sprint ternama didunia, dan hal itu
hanya terjadi sehari sekali, dimulai dari setelah Ashar sekitar pukul
16.30 sampai pukul 18.00. ya,,, hanya saat itulah waktu berlari
demikian kencangnya, sehingga terkadang kami tidak sanggup
mengejarnya dan hukuman dari para kakak-kakak anggota dept. Ubudiyah
dan dept. Keamanan lah yang telah menanti kami di depan pintu Mesjid.
Love u kakak-kakakku dimana pun kalian berada sekarang.
Melihat dunia luar hanya dibolehkan 1x dalam sebulan secara aturan
resminya. Namun, aturan tak resmi adalah milik kami. Hehehe,,, motto
hidup ketika itu adalah, “peraturan ada untuk dilanggar”,
terdengar sangat indah sekali bukan? Kalimat indah ini bisa berakhir
sangat membahagiakan apabila sudah ada di depan mahkamah. Hahaha,,
serasa dunia milik bersama.
Berbicara tentang mahkamah, ini tidaklah seperti mahkamah konstitusi
yang telah menolak gugatan Prabowo atas KPU baru-baru ini. Mahkamah
di pesantren menjadi momok yang sedikit menakutkan, walaupun harus
kuakui ada kebanggaan tersendiri ketika keluar dari ruangan itu.
Bangga karena telah berhasil melanggar peraturan. Hadeuh...
teman-teman tau ga, pasti gak tau kan, maka oleh karena itu dengan
bangga saya nyatakan bahwa saya adalah orang yang paling sering
menjadi terpidana di mahkamah itu.bahkan saya memasang target yakni
saya harus menjadi terpidana minimal 10x dalam sebulan, dan jika
target saya tidak tercapai maka saya gak segan-segan buat menjambak
rambut teman saya yang saya nilai terlihat gila. (saya ucapkan ini
dengan penuh kebanggaan dan tetesan air mata keharuan seperti saat
bung karno memproklamirkan kemerdekaan indonesia), begitulah.
Suka duka tinggal diasrama menjadi moment terindah untuk dikenang
saat ini, terkadang kerinduan akan itu sulit sekali dibendung meski
kalaupun sekarang disuruh balik lagi saya juga tidak mau kecuali di
iming-imingi sepotong coklat buatan suku primitive amazon. Loh,
katanya rindu koq gak mau balik sich? Iya donk, umur saya sudah tak
pantas lagi berada disana dan jika pun masih pantas tentunya sudah
tidak sebagai santriwati lagi tapi minimal menjadi tukang sapu,
biarlah saya memberikan kesempatan itu kepada yang muda-muda untuk
merasakan pahit manis asem dan asinnya kehidupan itu karena hidup
punya banyak rasa. Ada rasa durian, rasa strawberry, rasa mangga,
rasa coklat, vanilla, blueberry dan lain sebagainya. Silahkan dipilih
sendiri ya, harga tergantung rasa. Anda puas, kami bangga. Eh, koq
saya jadi promosi sich, maklumlah jiwa bisnis saya emang tidak dapat
dikendalikan.
Selanjutnya, moment terindah lainnya yang tak boleh dilupakan adalah
“Ada Cinta di Dayah”. Hahahaha..., cinta, satu kata dengan seribu
makna, terlalu panjang untuk menjelaskan asal muasal,sejarah,
definisi, fungsi dan makna dari kata yang tak begitu penting dan
cukup diperhitungkan di jagad raya ini. Hmm,, saya harus ketawa
sendiri dulu ya, sebentar..., (hahahahaha wkwkwkwk hihihiihihi), ok
cukup saya rasa, bukan karena saya gila bukan, ini saya lakukan
supaya ketika saya tulis ini tidak terjadi gempa dahsyat berkekuatan
5,5 SR, kenapa harus 5,5? Ya karena saya suka angka 5. Kenapa suka?
Itu urusan saya.
Ok, kita lanjutkan pembahasan nyeleneh ini, cinta. Ya,,, cinta dalam
hal ini kita sebut pacaran adalah hal yang sangat terlarang di dunia
kepesantrenan/kedayahan, meskipun di dunia lain juga di larang karena
berefek menyebabkan serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin,
coba tonton saja acara dunia lain setiap malam rabu dan malam jum’at
di tv, jangan tanya saya channel berapa dan saluran mana, karena saya
tidak tau, tidak mau tau, dan tidak ingin tau walau saya diberi tau
tetapi saya memang tidak tau untuk tau. Seperti yang sudah saya
sebutkan diatas, “peraturan ada untuk dilanggar” maka tidak ada
pengecualian terhadap persoalan yang satu ini. Meskipun bisa
dikatakan melanggar aturan ini akan mendapatkan hukuman yang ringan
seperti yaitu dikeluarkan alias Drop Out (lagi-lagi menurut
bahasa trah ningrat kami) dari perguruan suci, atau
bisa juga dengan digotong rame-rame untuk kemudian dibuang tong
sampah, tetapi tetap saja dengan senang hati hampir 80% melanggarnya
secara diam-diam. Karena kalo berisik bisa mengganggu misi intelejen
negara jadi harus diam-diam sediam mungkin seperti layaknya orang
yang sedang berteriak karena kain sarungnya kedodoran.
Surat cinta menjadi satu-satunya alternative komunikasi asmara saat
itu disamping bahasa isyarat tangan dan telepati ala alien planet
saturnus. Dan hal yang paling mengasyikkan adalah menjadi tukang pos
nya. Karena nasib mereka ada di tangan anda. Hahaha...,, tidak ada
merpati pos atau ayam pos saat itu meskipun zaman itu masih bisa
dibilang modern jika dibandingkan era kerajaan majapahit. Cinta ala
kadar itu menjadi tren yang sangat dinikmati oleh hampir semua
penghuni padepokan. Dan kelas malam, menjadi saat-saat yang dinanti
untuk bertemu secara diam-diam di sudut lantai dua gedung sekolah
yang notabenenya gedung tersebut berubah fungsi dari sekedar lantai
biasa yang sering terinjak-injak menjadi lantai pertemuan dua kekasih
seolah-olah sudah seperti lokasi syuting film rhoma irama. Pertemuan
yang singkat dan romantis juga tragis tersebut dikawal oleh beberapa
pengawal amatiran bayaran dan pasukan perang paling gokil dari negeri
antah berantah yang berfungsi secara otomatis memblokir akses
penyusup agar tidak ketahuan oleh ustadz/ustadzah/bupati dan wakil
presiden. Maka siapapun yang pernah merasakan pertemuan aneh itu
serasa menjadi putri cantik jelita yang ditemani para dayang-dayang
yang biasanya sering memegang kipas hanya untuk bergaya-gaya semata,
ya semua itu demi menjumpai sang kekasih hati sang pangeran gagah
perkasa yang datang dengan mengendarai kuda putih walau kenyataannya
jangankan seperti pangeran berkuda putih, seperti pangeran berkambing
saja masih belum cocok. Ya Bak film-film para princess yang
membuat semua perhatian tertuju padamu karena memang aneh dari yang
teraneh. Obsesi. Hanya satu kata itu yang pantas disematkan kepada
sang putri dan pangeran yang malang melintang itu karena cinta mereka
terhalang oleh padang ilalang yang dipenuhi belalang dan kucing
belang yang kena tilang lantaran bang toyib gak pulang-pulang
berpetualang menjadi dalang yang hobi mengkoleksi tulang.
Hmmm,, sepertinya semua cerita indah di dayah sudah saya ceritakan,
sekarang waktunya mari kita menonton the beauty princess and the
beast. Apakah kisah itu juga ada di dayah? Ntah lah, saksikan aja
sendiri. Bye...
Post a Comment