Aplikasi camera 360, Beauty Plus, Retrica, dan lainnya yang sejenis membuat trend selfie semakin menggila. Jika pada awalnya selfie hanya dilakukan di ruang pribadi atau ruang public yang biasa-biasa saja, seperti di kamar, di sekolah, atau tempat-tempat wisata yang dikunjungi. Namun, seiring aplikasi yang semakin sempurna dengan variatif pilihan yang banyak, tren selfie yang biasa-biasa saja itu pun berubah menjadi luar biasa.
Jika sekarang orang melakukan foto selfie di tempat-tempat yang tidak menantang disebut kuno atau gak update, atau dengan bahasa lain jadul. Akhirnya, sebagian orang nekad foto-foto di tempat yang menantang dengan berbagai gaya yang juga nyerempet-nyerempet bahaya agar dianggap pemberani.
Nach, begitu foto-foto di tempat yang sulit dijangkau orang dengan gaya yang menunjukkan kenekatan yang luar biasa itu di upload ke sosial media, maka berdatanganlah komentar-komentar yang mengandung decak kagum. Hal ini menyebabkan sebagian orang yang lainnya pun ikut-ikutan melakukan hal yang serupa atau bahkan lebih menantang.
Akibat dari semakin banyaknya orang yang ingin dianggap berbeda dan berani ini maka bertebaranlah foto-foto ekstrem yang tidak mainstream. Tidak jarang, nyawa pun melayang hanya untuk unjuk keberanian.
Kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi ketika melakukan selfie ini, ternyata tak juga membuat trend selfie dengan latar atau gaya ektrem memudar. Kegiatan selfie yang tidak mainstream ini seakan sudah menjadi suatu ajang pembuktian diri supaya mereka yang melakukannya dianggap gaul, modern, ataupun tidak ketinggalan jaman, sehingga berlomba-lombalah melakukan selfie yang ekstrem, semakin ekstrem maka semakin gaul.
Apabila dahulu muncul slogan “sejak ada camera 360, pertemuan sering mengecewakan” karena foto seseorang yang menggunakan kamera 360 ini jauh lebih bagus ketimbang rupa aslinya. Maka, saat ini sepertinya slogan yang paling cocok untuk budaya selfie ektream ini adalah “demi selfie, tak masalah jika tidak safety”.
Moment ramadhan yang tinggal sebentar lagi, sepertinya ada baiknya jika kita mencoba untuk instropeksi diri, pentingkah selfie sampai harus mengorbankan safety???
Post a Comment