sebenarnya tulisan ini saya buat pada malam pertama ramadhan, tetapi baru sekarang sempat saya posting. :)
Ramadhan 1:
Ketika shalawat pujian pada Rasul saw terdengar di
setiap mesjid, meunasah, mushalla, surau, balee, atau apapun nama tempatnya,
tetapkan niat. Lihat kembali kedalam hati, ingat semua kesalahan, muhasabah
bahasa kerennya. Untuk apa? Tentu saja untuk menjadikan moment ramadhan ini
sebagai "time to wash" waktu pembersihan diri.
Washing yang artinya mencuci adalah untuk
membersihkan. Dalam hal ini, yang perlu dibersihkan bukan hanya sekedar badan
dengan 1001 manfaat puasa terhadap tubuh kita, tetapi juga pembersihan
batiniyah.
Puasa ramadhan ini secara maknanya menyucikan
segalanya. Seluruh tubuh manusia tanpa terkecuali. Menahan lapar dan haus
adalah untuk menyucikan lambung, mengistirahatkan seluruh alat kerja didalam
tubuh kita. Hal ini sudah banyak sekali dibahas dalam sejumlah literature
kesehatan.
Menahan Amarah, secara kesehatan bermanfaat
menjaga fungsi jantung, karena ketika kita marah jantung kita bekerja lebih
keras dari biasanya. Kemudian, amarah ini pun memperburuk kondisi kejiwaan
seseorang. Dalam ajaran agama, amarah ini adalah salah satu bentuk godaan
syaithan. Dalam haditsnya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya amarah itu dari
setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah
seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.”
Selain dari makanan dan minuman, mulut kita juga
harus dijaga dari kata-kata kotor semisal mengumpat, mencaci, ghibah, fitnah dan
lain sebagainya. Fitnah dan ghibah diumpamakan Allah dalam Alqur’an seperti
memakan daging saudara sendiri.
Selanjutnya, begitu banyak anjuran-anjuran dalam
bulan ramadhan ini yang bernilai ibadah dengan tujuannya tetap saja penyucian
jiwa raga. Beberapa diantaranya yaitu, shalat malam (qiyamul lail) untuk
membuat kita semakin dekat dengan sang pencipta.
Bersedekah dalam bulan ramadhan juga mendapat
nilai tambah dari pada bulan lainnya. Lagi-lagi tujuan sedekat ini adalah
penyucian harta. Pada akhir ramadhan, sejalan dengan fungsi sedekah sebagai
penyuci harta, maka diwajibkan zakat fitrah. Pembayaran zakat fitrah ini bermakna
ganda, lebih dari sekedar sedekah biasa. Selain harta kita yang menjadi bersih,
sekaligus membentuk jiwa yang ikhlas untuk membantu sesama.
Penyucian jiwa raga adalah makna sekaligus tujuan
utama dari pensyari’atan puasa di bulan ramadhan berikut segala ibadah yang
mengikutinya. Sebagaimana dalil puasa dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183
yang pada akhirnya disebutkan “La’allakum tattaquun” supaya kamu menjadi
orang yang bertaqwa.
Apa ukuran seseorang dapat dikatakan sudah
bertaqwa? Tidak ada satu manusia pun yang dapat mengukur itu. Itu hak nya Allah
swt. namun demikian, sebagai manusia biasa kita hanya mampu sebatas melihat
indikasi-indikasinya saja, terutama pada diri kita sendiri. Indikasi masing-masing
orang tentu berbeda. Kita tak akan dapat menentukan dengan pasti orang lain di
luar diri kita bertaqwa atau tidak, karena tidak ada satu ilmu pun di dunia ini
yang mampu mengetahui isi hati manusia secara pasti.
Jadi, di awal ramadhan ini, mari mempersiapkan
diri, semoga ketika ramadhan berakhir nanti kita benar-benar menjadi pribadi
yang bernilai taqwa sempurna di hadapan Allah swt dan bernilai manfaat luar
biasa dalam pergaulan sesama manusia.
Wallahu ‘alam bishawab..., semoga bermanfaat.
Post a Comment