Pernikahan batal tepat di hari pernikahan. Mungkin bagi
sebagian besar orang kejadian seperti hanya ada di film-film atau
sinetron-sinetron. Dahulu, sebelum aku mengalaminya sendiri, aku pun
beranggapan demikian. Pernikahan yang batal tepat di hari pernikahan hanya ada
dalam drama-drama percintaan semisal bollywood dan roman picisan. Tetapi, pada
akhirnya aku mengalaminya sendiri.
Pada agustus dua tahun silam seharusnya menjadi
hari yang paling membahagiakan dalam hidupku. Aku yakin, setiap perempuan pasti
menginginkan hari pernikahannya akan berlangsung khidmat tanpa ada gangguan
sekecil apapun. Hari istimewa yang diharapkan untuk menjadi kenangan terindah
sekali seumur hidup.
Manusia boleh berencana dan berusaha untuk
mewujudkannya. Namun, keputusan akhir tetaplah milik Allah swt. Jodoh adalah
rahasia Allah yang sulit dipahami, terutama olehku. Ketika semua teman, kerabat
dan keluarga sudah memberikan restunya, tetapi ternyata Allah berkehendak lain.
Pernikahan kami batal hanya beberapa jam sebelum
ijab qabul. Siapa yang menyangka? Tetapi, ini sungguhan terjadi. Dia, lelaki
yang kuharap akan menjadi imamku seumur hidup itu mengakui sebuah kenyataan
yang bahkan tak pernah kupikirkan sama sekali bahwa ia dapat melakukannya.
Lelaki yang telah datang ke rumahku bersama
keluarganya beberapa bulan lalu untuk meminangku, memintaku untuk menjadi istri
dan ibu untuk anak-anaknya kelak ternyata pernah tidur dengan perempuan lain
dan kini si perempuan itu sedang mengandung anaknya sehingga ia tidak mungkin
melanjutkan pernikahan ini.
Mendadak duniaku saat itu terasa gelap, bumi
tempatku berpijak berputar dahsyat dan aku seakan terbang ke tempat yang sama
sekali belum pernah ku jejaki. Suara yang terakhir ku dengar saat itu adalah
suara handphone ku yang jatuh ke lantai. Lalu, suara orang-orang
memanggil-manggil namaku sebelum semuanya seakan hilang ditelan gulita.
Ketika tersadar, aku masih memakai kebaya putih rancanganku
sendiri. Kebaya yang tak ingin kulihat lagi sampai hari ini. Entah dimana ibu
menyimpannya, ataupun mungkin sudah diberikan kepada orang lain, aku tak tahu. Biarlah
ia hilang, terlupakan, bersama keinginanku untuk bisa melupakan peristiwa
bersejarah itu.
Awalnya kecewa, sedih dan putus asa bercampur aduk
dalam diriku. Tetapi, kemudian kusadari bahwa ini jauh lebih baik daripada
kisah itu ku ketahui setelah aku resmi menjadi istrinya. Allah sungguh teramat
sangat mencintaiku, sehingga tak Ia biarkan aku menikah dengan orang yang
salah.
Kini, aku bahagia walau masih sendiri. Karena bagiku
bahagia itu tak harus berdua, meski kuakui bahwa berdua memang lebih sempurna. Sekarang
aku sedang memantaskan diri untuk dia yang masih Allah rahasiakan dariku. Semoga,
dimanapun dia berada Allah tetap melindunginya sampai kami pantas untuk bersama.
(berdasarkan cerita nyata seorang sahabat)
7 comments
tpi pasti Allah akn memberikan jodoh yg terbaik