Hai sahabat Afra semua..., apa kabarnya malam ini?
silahkan jawab dalam hati masing-masing saja ya...,, karena sobat sekalian mau
pakai microfon mahasiswa yang sedang demonstrasi pun saya tidak akan bisa
mendengarkannya. Hehe...
Malam ini, sobat Afra semua tenang saja karena
tidak akan ada cerita bodoh dan aneh seperti biasanya. Suhu udara saat ini
sepertinya mencapai 36-37 derajat celcius (tolong jangan langsung dipercaya,
karena itu bukan hasil dari Badan Meteorologi). Karena suhu yang lumayan dingin
ini (bila dibandingkan dengan suhu matahari) maka malam ini saya ingin sedikit
curhat sama sahabat semua, boleh kan???
Siapa sich yang tak ingin menikah? Saya pun
demikian dan hal ini telah saya bahas pada tulisan sebelum ini. seperti yang
telah saya sampaikan sebelumnya bahwa sendiri itu menyenangkan tapi saya yakin
berdua jauh lebih membahagiakan.
Sobat..., jika sampai hari ini saya belum menikah,
apakah saya salah? Tolong jelaskan, dimana letak salahnya? Sobat pasti heran,
koq tiba-tiba saya ngebahas ini lagi ya? Baiklah akan saya ceritakan.
Akhir-akhir ini ada beberapa lelaki yang telah
beristri mendekati saya. Segala macam cara dilakukan, sampai mengajak saya
menikah. Karena itu, melalui tulisan ini saya tegaskan, “saya memang masih
sendiri, tetapi poligami tetap tak akan pernah punya tempat di hati dan hidup
saya.”
Ketika saya tidak suka poligami, apakah itu
artinya saya mengingkari hukum Allah? Come on, coba tolong pahami lagi hukum
Allah. Poligami itu pilihan, bukan anjuran apalagi kewajiban. Jadi, oleh karena
itu pilihan maka saya boleh memilih untuk tidak pernah mau terlibat di
dalamnya.
Okelah, sebagai contoh, apabila saya tidak suka
memakan ikan bandeng, apakah saya mengingkari kehalalan ikan tersebut? Tentu tidak
bukan? Itu hanya masalah selera, masalah pilihan. Begitu pula dengan poligami. Ia
hanya pilihan dan itu pun pilihan terakhir ketika si istri tidak mampu lagi
menjalankan kewajibannya “Melayani Suami”. Saya yakin sobat sekalian makna dari
melayani dalam tanda kutip itu.
Terkadang memang bagi sebagian perempuan yang
masih sendiri, menerima poligami dengan menjadi istri kedua seseorang yang
telah sukses dalam hidupnya adalah pilihan yang menggiurkan, dia hanya tinggal
menikmati hasil tanpa perlu bersusah payah lagi layaknya si istri pertama
suaminya dulu. Tetapi, sekali lagi saya tegaskan saya bukan perempuan seperti
itu.
Saya ingin sekali bertanya kepada perempuan yang
sudi menjadi istri kedua, tidak kah anda memikirkan perasaan istri pertamanya? Bagaimana
jika anda berada di posisi mereka? Pantaskah anda membangun kebahagiaan diatas
penderitaan wanita lain? Renungkan lah dengan hati nurani.
Bagi para lelaki yang ingin berpoligami dengan alasan mengikuti Sunnah Rasul, coba baca lagi sejarah, apakah Rasulullah berpoligami ketika Khadijah sang istri pertama masih hidup? dan, apakah anda telah menjalankan segala sunnah Rasul lainnya misalnya Shalat malam, puasa sunnah dan lain sebagainya? kemudian, coba tolong cek kembali, siapa istri-istri yang nikahi Rasul? mereka (istri-istri) yang dinikahi Rasul adalah para janda yang suaminya meninggal dijalan Allah, lalu apakah demikian halnya dengan poligami lelaki sekarang? masih pantaskah dianggap mengikuti sunnah Rasul?
Demikianlah dan Terimakasih sahabat Afra sekalian
karena telah bersedia mendengarkan curhat yang yang gak penting ini. sangking
tidak pentingnya, sebahagiaan orang tertidur setelah membaca ini dan harus
dicium pangeran kodok baru terbangun kembali di akhir september. Hihihi...,,
hati-hati loh.. J
4 comments