Menjamurnya Warung Kopi dengan fasilitas wifi
(jangan baca “waifai”, tetapi bacalah “waifi”), karena jika anda datang ke
Aceh, lalu menyebutkan fasilitas penghubung internet itu dengan waifai maka
anda akan ditertawakan, meskipun anda benar. Ini Aceh bung..., hehehe. Begitulah,
orang-orang Aceh sudah cukup familiar dengan sebutan waifi.
Cobalah melintasi setiap jalan-jalan yang ada di
kota Banda Aceh dan sekitarnya, maka jumlah warung kopi yang akan anda jumpai
tidak dapat dihitung hanya dengan sebelah jari saja. Setiap warung kopi itu
bisa dipastikan selalu ada pengunjungnya dan hampir tak pernah sepi.
Sejarah dan fakta mencatat bahwa Aceh adalah salah
satu Daerah penghasil kopi terbaik dunia. Sebenarnya, banyaknya warung kopi di
Aceh bukanlah hal baru. Sejak dahulu orang-orang Aceh sudah menjadikan warung
kopi sebagai tempat untuk berinteraksi. Mulai dari sekedar obrolan ringan
sampai dengan bisnis kelas berat seperti jual beli sapi (berat kan sapi?)
dilakukan di warung kopi. Sesuatu yang baru hanyalah keberadaan fasilitas wifi
tersebut.
Meskipun wifi sudah menjadi semacam kebutuhan
hidup orang-orang Aceh sekarang, namun sampai saat ini masih ada warung-warung
kopi yang bertahan tanpa menyediakan layanan internet ini. Bagi warga kota
Banda Aceh dan sekitarnya tentu tidak asing lagi bila disebutkan Solong Kupi,
Dekmi Kupi dan beberapa warung kopi lainnya yang pengunjungnya membludak meski
tanpa wifi.
Sejumlah orang berasumsi bahwa ramainya pengunjung
di warung kopi adalah karena fasilitas wifi. Memang asumsi ini tidak sepenuhnya
salah, tetapi fakta diatas membuktikan bahwa tanpa wifi pun pengunjung
warung-warung kopi tersebut luar biasa ramainya.
Kenyataan selanjutnya yang semakin menambah
keyakinan kita bahwa orang Aceh tak butuh wifi, mereka hanya butuh warung kopi
adalah perpustakaan. Sebahagian besar perpustakaan-perpustakaan yang ada di
Ibukota Provinsi ini juga menyediakan layanan wifi gratis dengan kapasitas yang
tak kalah dari warung kopi bahkan bisa dua kali lipat lebih kuat, namun jumlah pengunjung
perpustakaan secara persentase sangat-sangat dan teramat sangat jauh dari
jumlah pengunjung warung kopi.
Kedua bukti diatas menegaskan bahwa keberadaan
warung kopi beserta segala fungsi yang melekat padanya lah yang sangat
dibutuhkan orang-orang Aceh, wifi hanya pelengkap dan atau pun penambah daya
tarik warung kopi itu sendiri.
Post a Comment