Aku menulis surat ini menunggu detik-detik hari
lahirmu. Tentu tak sama seperti yang dirasakan Ibu mu ketika 31 tahun lalu
menunggu detik-detik hadirmu. Sebagai perempuan aku mengerti bagaimana
perjuangan ibumu ketika itu. Perjuangan yang tak akan terbalas walau dengan
harta dan tahta sekalipun.
Jika malam ini aku yang pertama mengucapkan
selamat di hari jadi mu ini, tetapi aku tak pernah meminta menjadi perempuan
yang pertama kau ingat, meski ajaran agama kita mewajibkanmu memprioritaskanku
dalam urusan nafkah dan mengutamakan ibumu dalam bentuk bakti tanpa nanti.
Biasanya orang-orang merayakan hari jadi dengan
pesta dan hura-hura. Namun, aku tak ingin kita melakukan itu. Shalatlah lebih
lama dan lebih khusyuk serta berdo’a lebih panjang sayang. Ucapkan syukur pada
Allah atas nikmat kehidupan selama 31 tahun ini. Mintalah pada-Nya untuk selalu
menuntun mu dan kita pada jalan keridhaan-Nya.
Selain itu, hubungilah Ibumu, sampaikan
terimakasih padanya. Terimakasih karena telah melahirkanmu dengan tetesan darah
dan membesarkanmu dengan tetesan keringat. Kedua perjuangan itu pula tentunya
tak jarang diselingi dengan derai air matanya. Berterimakasihlah padanya cinta,
meskipun itu tak secuilpun dapat membayar seluruh pengorbanannya.
Do’a yang tak ada hijab dan pasti terkabul adalah
do’a Ibu untuk anaknya. Mintalah do’a darinya. Do’a kebaikan untuk menjalani
kehidupan di sisa usiamu ini. kemudian, mintalah maafnya untuk segala salah dan
khilafmu selama 31 tahun yang telah terlalui Karena maafnya adalah kunci
syurgamu. Ingatlah kekasihku, bahwa Ridha Allah terletak pada Ridha kedua orang
tua.
Aku pun akan selalu berdo’a untukmu. Do’a terindah
yang selalu kupanjatkan kepada-Nya; semoga Dia selalu melindungi langkahmu, memenuhi
hatimu dengan Cinta kepada-Nya, yang dengan cinta itu kau mampu menjadi
penenang hatiku, penyejuk mataku dan pelipur laraku.
Teruslah menjadi kekasih terindah untukku. Tetaplah
menjadi tameng pelindungku, selimut hangat untuk dinginku, penerang gulitaku
dan nakhoda bahteraku. Semoga jalan yang telah kau lewati 31 tahun lalu
serta-serta yang akan terlalui di masa yang akan datang Insya Allah
mengantarkan aku, kamu dan kita ke Syurga-Nya.
Banda Aceh, menjelang pukul 00.00 Wib.
Post a Comment