 |
sumber foto: kutudrama.com |
Malam itu, ketika aku meninggalkanmu termangu sendirian di
depan pintu rumahku. Kau pasti bertanya-tanya kesalahan apa yang telah kau
lakukan terhadapku? Mengapa aku tega memperlakukanmu seperti itu? Pertanyaan yang
tak pernah ada jawabannya hingga kini. Pertanyaan yang selalu kuhindari karena
aku tak punya jawabnya atau lebih tepatnya karena aku tak ingin menjawabnya.
10 tahun yang lalu, aku terlalu bodoh untuk dapat
melihat cinta yang kau tawarkan. Penglihatanku silau oleh cahaya ketampanan
dari wajahnya, sehingga sinar keemasan dari hatimu terlihat samar dan redup
sekali. Aku lebih memilih dia dengan segala pesonanya. Waktu itu, aku berpikir
bahwa meninggalkanmu tanpa sepatah kata pun adalah pilihan terbaik supaya kau
tak terlalu merasakan sakitnya penolakan.
Kau tahu, hari ini ingin ku kabarkan padamu bahwa
aku telah merasakan karmanya. Meski, aku tak pernah percaya karma, anggap saja
itu adalh hukum alam, balasan atas apa yang telah kulakukan padamu dahulu. Tiga
tahun setelah aku meninggalkanmu, aku merasakan sakit yang sama, bahkan mungkin
lebih sakit dari yang kau rasa. Dia yang kupilih hanya menjadikanku labuhan
persinggahan untuk kemudian berpindah ke lain hati.
Aku terpuruk. Benar-benar jatuh. Ketika itu aku
teringat dirimu. Teringat bahwa aku tak sempat meminta maaf dari mu atas semua
kelakuanku. Saat itu, aku mulai mencarimu. Bukan untuk kembali, tetapi hanya
untuk mengharap maaf mu.
Ternyata tak mudah mencarimu hanya berbekal namamu
karena nomor handphone mu telah lama ku delete dari phonebook handphone ku. Waktu
berlalu, hari ini setelah 7 tahun pencarianku, kau tak juga kutemukan. Tak ada
satu pun temanmu yang ku kenal, sehingga aku tak tahu haru mencarimu kemana. Oleh
karena itu, aku putuskan untuk menuliskan kisah ini dengan harapan kau
membacanya.
Maafkanlah aku..., maafkanlah. Hanya itu yang
mampu ku ucapkan. Meski kini aku telah bahagia, tetapi maaf darimu semoga
menjadi pelengkap kebahagiaanku. Menjadi melodi indah dalam ritme tarian
hidupku.
Kepadamu yang pernah kutinggalkan termangu di
depan pintu, dimana pun kamu berada, ku mohon bukalah pintu maafmu untukku...
Post a Comment