-->

Menulis Bisa Membuat Awet Muda

Assalamu’alaikum semua..., bagaimana kabarnya di pagi jum’at yang penuh berkah ini? tadinya saya ingin menanyakan “apa kabar”, tetapi kemudian ketika dipikir-pikir ulang, menanyakan keadaan seseorang tidak cukup diwakili dengan kata tanya “apa”. Banyak hal yang terjadi dan terlewati sehingga sangat pantas jika kita menggunakan kata “bagaimana”.

Jawaban untuk pertanyaan “apa” hanya membutuhkan jawaban sesuatu yang simple atau sederhana. “apa kabarnya?” terasa aneh bukan? “apa” merupakan kata tanya yang menunjukkan kebendaan bukan keadaan. Sedangkan “bagaimana” lebih tepat saya rasa. Jadi, bagi sobat sekalian yang sependapat dengan saya, sudah saatnya kita mengganti kalimat pertanyaan kabar itu dengan “bagaimana kabarnya”. Tidak lagi menggunakan “apa kabarnya”. Sekarang waktunya membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa.

Berangkat dari kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari maka itu nantinya akan menjadi budaya. Jika sudah menjadi budaya sangat sulit untuk dirubah apalagi ketika budaya tersebut diakui dan diadopsi ataupun diterima oleh masyarakat sekitar sehingga tak jarang kemudian budaya berubah menjadi adat istiadat yang diturunkan secara turun temurun.

Wah, mukaddimahnya kepanjangan ya? Sebenarnya apa sih yang mau dibicarakan? Pasti sobat sekalian bertanya-tanya kan? Baiklah, jujur, sebenarnya hari ini saya sedang tidak ingin membahas apa-apa. Lebih tepatnya saya tak punya ide apapun yang ingin saya bagikan dengan sobat sekalian. Maaf, saya menuliskan tulisan ini karena hanya ingin menulis, itu saja.

Sudah seminggu lamanya saya tidak menuliskan apapun. Rasanya seperti ada yang “kurang” dalam hari-hari saya. Oleh karena itulah saya memutuskan untuk menyapa sobat sekalian meskipun tak ada suatu hal apaun yang ingin saya ceritakan.

Sobat Afra sekalian, sekali lagi saya mohon maaf jika telah mengganggu waktunya hanya untuk membaca tulisan yang sungguh tidak penting ini. Anggap saja ini sebagai sebuah intermezo dalam lelahnya aktivitas sobat sekalian. Sekarang jam menunjukkan pukul 9.41, itu artinya sedang waktunya istirahat, iya kan?

Oh ya, daripada anda, saya dan kita semua tidak mendapatkan apapun dari tulisan ini, maka mari coba kita renungkan, beberapa alasan yang membuat kita semua tidak menulis selama ini seperti “tidak punya ide”, “tidak tahu mau menceritakan apa”, dan “tidak tahu harus memulai darimana”, justru dapat menjadi topic tulisan itu sendiri.

Jadi, menurut saya, menulis itu bukanlah harus sesuatu yang “cetar membahana”. Menulislah apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, apa yang kita dengarkan dan apa yang kita kerjakan. Tunggu apalagi? Ayo menulis!!!


Ali Bin Abi Thalib mengatakan “Ikatlah Ilmu dengan Menulis”. selain itu, Al-Ghazali juga menyatakan “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. Selain itu, dengan menulis juga bisa membuat awet muda loh.., maka dari itu, jika ingin awet muda ayooo menulis.

Statistik

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Popular Posts

Poliandri: Aku Tinggal Seatap Bersama Kedua Suamiku

foto dari rakazia.blogspot.com Sebut saja nama saya siska (bukan nama sebenarnya). Disini saya ingin sedikit berbagi pengalaman hidup saya bersama kedua suami saya. Mungkin ini bisa dibilang eksklusif karena tidak biasa terjadi dan tidak lumrah, tetapi saya dan suami-suami saya telah menjalaninya selama bertahun-tahun hingga saat ini. Pertemuan pertama saya dengan suami pertama itu terjadi ketika saya masih sekolah. Kemudian setelahnya kami memutuskan untuk menikah. Rumah tangga kami baik-baik saja karena suami sangat mencintai saya. Setelah pernikahan kami berjalan bertahun-tahun sampai kami memiliki dua anak, Suami saya terserang penyakit hernia dan harus menjalani operasi. Pada pertengahan tahun 2010, tepatnya setahun setelah suami operasi hernia, suami menyarankan saya untuk mencari pasangan lagi. Keputusan ini diambil suami karena merasa sudah tidak mampu lagi memberikan nafkah batin (hubungan intim) kepada saya sejak pasca operasi. Suami dengan ikhlas meminta saya u...

5 Kabupaten/Kota Penghasil Cowok-Cowok Ganteng di Aceh

Aceh yang terbentang dari Sabang sampai Tamiang ini terkenal dengan daerah yang sangat kental dengan syari’at Islamnya. Sejak dahulu, sejarah Aceh telah diwarnai dengan budaya Islam dan merupakan gerbang masuknya Islam ke Nusantara. Islam datang melalui jalur perdagangan karena Aceh terletak pada jalur pelayaran dunia. Oleh karena hal itu, asimilasi dan akulturasi budaya adalah dua hal yang tak mungkin terelakan dalam kehidupan masyarakat Aceh dahulu. Akibat interaksi dengan dunia luar ini terjadi perkawinan campuran yang menghasilkan generasi-generasi Aceh keturunan India, Arab, China, Turki, Eropa dan lain sebagainya. Keturunan campuran ini yang sekarang bertebaran di seluruh Aceh dan dianggap orang Aceh asli. Jika pada beberapa artikel kita dapatkan bahwa Aceh merupakan salah satu penyumbang perempuan cantik di Indonesia karena perkawinan campuran ini, maka kali ini kita akan melihat beberapa kota di Aceh yang juga menghasilkan cowok-cowok ganteng. Berikut Lima kabup...

Polemik Make-up Wisuda

Wisuda menjadi moment paling membahagiakan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa tanpa terkecuali. Mulai dari Diploma 1 sampai Strata 3 tentu sangat ingin dapat menyelesaikan studinya secepat mungkin. Wisuda adalah ritual yang sangat sayang bila dilewatkan begitu saja bagi mereka yang telah lulus. Setelah melewati perjalanan panjang bangku perkuliahan, menikmati setiap proses bimbingan yang terkadang harus dilewati dengan linangan air mata oleh sebahagian mahasiswa, maka sudah pasti ceremonial wisuda menjadi sesuatu yang disakralkan. Senyum tawa dan canda bahagia mewarnai prosesi ini disertai pula tangis haru kedua orang tua. Sangking istimewanya hari wisuda, maka para wisudawan dan wisudawati akan menyiapkan penampilan terbaik mereka untuk menghadapi hari bersejarah yang akan dikenang seumur hidup mereka ini. Bagi kaum perempuan khususnya penampilan adalah segalanya, maka berlomba-lombalah mereka untuk menjadi yang paling cantik di hari itu. Mulai dari pemilihan ...

Indonesia Termasuk Negara Penghasil Mobil?

foto dikutip dari surakarta.go.id Hai sahabat afra semua. Sehatkah hari ini? pastinya sehat iya kan? Karena kalau kamu sedang sakit maka pasti kamu sedang dirawat di rumah sakit dengan pelayanan perawat cantik sembari tangan klak klik buka blog kita ini kan? Hihi... Baiklah..., karena hari ini adalah hari jum’at yang artinya besok dan lusa adalah weekend, maka saya mau mengajak teman-teman semua untuk jalan-jalan. Sering kan travelling? Sobat afra semua kalau travelling menggunakan kendaraan apa? Ayo silahkan dijawab dalam hati sendiri masing-masing ya...!!! Nach, sekarang ayo kita tancap gas ke negara-negara produsen mobil, jangan lupa kenakan sabuk pengaman sobat sekalian. Kenal kan sama mobil? Pernah kan naik mobil? Meski sebagian dari kita tidak memiliki mobil pribadi, namun saya yakin mobil bukanlah benda asing bagi kita semua. Ok, siap...,, go... 1.       Tiongkok Sekarang jangan sebut China lagi ya sobat, karena mereka sudah ganti ...

5 Kabupaten/Kota Penghasil Perempuan Cantik Di Aceh

Aceh, sebuah provinsi di Indonesia yang disinyalir sebagai daerah penyumbang perempuan-perempuan cantik untuk Indonesia. kecantikan perempuan-perempuan Aceh memang diakui bahkan sampai ke ranah internasional. Lihat saja beberapa tulisan yang menunjukkan apresiasi yang tinggi terhadap perempuan-perempuan Aceh oleh orang-orang luar. Nah, Setelah mensurvey para lelaki ganteng dari Aceh, maka sekarang mari kita observasi beberapa Kabupaten/Kota di Aceh yang dijuluki sebagai penghasil perempuan-perempuan cantik. Ini dia...: 1.       Langsa Sebagai kota paling timur dari Provinsi Aceh, Kota Langsa sangat terkenal dengan gadis-gadis cantiknya. Kulit putih dengan senyum mempesona menjadi ciri khas perempuan Kota Langsa plus ditunjang dengan penampilan yang aduhai. 2.       Lhokseumawe Sebagai daerah petrodollar, Lhokseumawe hampir selalu menjadi unggulan. Selain menghasilkan cowok-cowok ganteng, kota yang satu ini j...