Istri mana yang tidak bahagia jika suami bilang
cinta setiap hari? Istri mana yang tidak senang bila suami penuh kejutan? Istri
mana yang tidak terharu jika setiap minggu diajak jalan apalagi belanja? Hehehe...,
lalu coba katakan istri mana yang tidak akan tersenyum jika suami selalu
mengumbar pujian kagum?
Apabila semua yang dilakukan suami seperti yang
saya sebutkan pada paragraf pertama diatas disebut romantis maka saya pastikan
suami saya tidak romantis. Dan, jika semua aksi itu disebut kasih sayang maka
suami saya adalah orang yang tidak memiliki secuil pun kasih sayang. Serta,
jika rumah tangga tanpa ucapan cinta setiap hari disebut tidak harmonis maka
rumah tangga kami adalah rumah tangga yang paling tidak harmonis.
Suami saya tidak pernah bilang cinta atau I Love U
setiap hari, kecuali jika saya memaksa dengan wajah cemberut. Tetapi, suami
yang selalu repot menyiapkan sarapan pagi untuk kami agar kami tidak terlambat
berangkat kerja.
Selama hampir 9 tahun pernikahan kami, seingat saya
suami juga belum pernah memberi kejutan apapun. Tetapi, suami yang lebih dulu
bangun ketika anak kami minta susu atau ingin buang air di tengah malam.
Setiap minggu belanja? Wah..,, indah ya. Tetapi mengingat
keuangan kami yang hanya cukup untuk biaya hidup bukan untuk gaya hidup maka
tentu ini tidak mungkin terjadi. Tetapi, suami yang selalu sibuk menyuruh saya
memesan baju-baju di online shop sahabat saya setiap bulannya apabila ia habis
gajian.
Dikatakan cantik setiap hari oleh suami adalah
impian setiap istri. Suami saya jarang memuji kecuali jika saya tanya. Tetapi,
saya tahu pasti bahwa suami tidak pernah melirik perempuan mana pun pada saat
sedang di luar rumah. Bahkan suami enggan melihat pose wanita meski hanya
sebatas di dunia maya.
Untuk urusan jalan-jalan tiap minggu, suami memang
tipikal tukang jalan. Tetapi, hal yang satu ini saya yang keberatan. Meski kami
tidak jalan tiap minggu, tetapi suami paling rajin nanyain, “mi.., baju kotor
umi yang mana aja? biar abi cuciin.” tiap minggu.
Suami saya juga tidak pernah memberi saya gaji
bulanannya, tetapi dia yang mendorong saya untuk kuliah lagi. Karena baginya
saya bukan hanya istri, tetapi teman diskusi. Suami juga tidak pernah meminta
saya untuk selalu di rumah, karena baginya madrasah tidak harus selalu berupa
gedung sekolah.
Suami saya memang tidak romantis jika tolok ukur
romantisme hanya sebatas pujian dan kata-kata puitis. Tetapi, suami yang selalu
mengatakan “jangan ganggu umi” pada si kecil jika saya ketiduran. Seandainya parameter
harmonis adalah ucapan cinta, maka seperti saya katakan tadi kami tidak lah
harmonis, tetapi kami tahu pasti perasaan masing-masing meski tanpa diucapkan.
Untuk semua yang telah suami saya lakukan, bagi
saya itu lebih dari kata-kata puitis, lebih dari ucapan cinta dari bibir yang
manis dan lebih dari bingkisan kejutan dengan hadiah apapun. Bagi saya sarapan
pagi yang ia siapkan adalah cinta. Cucian numpuk yang ia jemurkan adalah
sayang, bangun malam untuk si buah hati adalah kasih, lalu..,, benarkah suami
saya tidak romantis?
Post a Comment