 |
sumber foto: www.livelaw.in |
Maraknya kasus Pedofil akhir-akhir ini membuat
siapapun manusia normal akan miris mendengarnya. Anak-anak yang tak berdosa dan
tak tau apa-apa jadi korban kebiadaban orang-orang yang haus seks. Dahulu kita
mendengar kasus-kasus pedofil ini hanya di televisi atau media-media luar. Tetapi,
tragisnya hari ini hal tersebut juga telah terjadi di sekitar kita.
Sebagai orang tua tentu saja kita merasakan
kekhawatiran yang teramat sangat. Rasa was-was tak jarang berubah menjadi
phobia tersendiri ketika berhadapan dengan orang asing. Segala macam cara kita
lakukan untuk memastikan keamanan anak-anak kita tentu saja, namun kita juga
tidak mungkin melarang anak agar tidak keluar rumah sama sekali. Anak-anak
memiliki aktivitas di luar rumah yang tidak sebentar seperti sekolah, les dan
lain sebagainya.
Untuk itu, salah satu cara percegahan supaya
anak-anak kita tidak menjadi korban pedofil adalah dengan memberikan pendidikan
seks kepada anak sejak dini. Dahulu, ketika kita kecil, pembicaraan mengenai
ini dipandang sangatlah tabu. Bahkan untuk nama alat kelamin sendiri saat kita
kecil kita diberi tahu dengan sebutan lain yang bukan nama aslinya.
Kapan sebaiknya pendidikan seks diberikan pada
anak? Menurut psikolog Intan Erlita, seorang anak pantas atau saat yang tepat
diberikan pendidikan seks adalah pada saat si anak sudah bisa berbicara walau
masih hanya sepatah-patah. Contoh: ketika anak sudah memberikan respon atas
pertanyaan, maka saat itu anak sudah bisa diberikan pendidikan seks.
Beri tahu anak tentang organ vitalnya. Ajarkan pula
bahwa organ vital tersebut tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali
orang-orang yang kita sebutkan, misalnya: Ibu, Ayah, pengasuhnya (jika ada). Pastikan
anak merekam nama-nama yang kita sebutkan itu dan beri tahu juga meskipun
nama-nama itu boleh menyentuh organ vitalnya tetapi ingatkan hanya pada saat
BAK dan BAB saja.
Nach, jika diluar yang kita jelaskan itu, maka ajarkan
juga anak untuk berteriak ketika ada orang yang ingin melihat atau menyentuh
organ vitalnya karena menurut psikolog tersebut, biasanya pelaku pedofil akan
lebih panik ketika si calon korban berteriak dan mereka (pelaku pedofil) akan
melarikan diri, sehingga si anak terselamatkan.
Masih menurut sang psikolog, anak kecil itu jika
tidak diajarkan berteriak maka dia akan diam saja ketika terjadi hal-hal yang
diluar kebiasaannya apalagi jika dalam keadaan terancam maka mereka akan
tertekan. Rasa tertekan ini menjadikan anak-anak lebih bungkam. Oleh karena
itu, mengajarkan anak untuk berteriak ketika disentuh organ vitalnya oleh orang
lain (selain yang diperkenalkan tadi) adalah sangat urgent sifatnya.
semoga anak-anak kita terhindar dari kejahatan diluar sana terutama kejahatan seksual. Inti dari pendidikan seks pada anak adalah mengajarkan mereka bahwa apa yang tertutup pakaian tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain.
2 comments