Pro dan kontra setelah pihak Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry mengumumkan pemenang sayembara desain logo baru untuk
Universitas Islam yang menjadi kebanggaan rakyat Aceh itu terus bergulir. Banyak
pihak yang merasa logo baru tersebut tidak menggambarkan karakter keislaman dan
tidak pula memiliki nuansa keacehan. Nilai Islam dan Aceh adalah hal mutlak
yang harus menjadi komposisi dari logo Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda
Aceh terlepas dari tingkatannya yang telah berubah dari IAIN menjadi UIN beberapa
waktu lalu.
Kontroversial masyarakat dalam menyikapi perubahan
logo yang meskipun belum resmi diganti oleh UIN menjadi viral di media sosial. Lambang
segidelapan yang dikenal sebagai lambang Yahudi turut dipermasalahkan. Di lain
pihak, ada juga yang menyebut bahwa lambang octagram ini adalah lambangnya umat
Islam. Benarkah demikian?
Untuk menjawab ini, tentu saja kita harus merujuk
ke sejumlah literature sejarah. Dalam beberapa catatan ditemukan bahwa bintang
segi delapan sering digunakan beberapa budaya di seluruh dunia. Tidak hanya
dalam seni budaya, bahkan simbol ini juga digunakan sebagai ikonografi religius
dengan makna tersendiri. Beberapa contoh bintang segi delapan terlihat dalam
arsitektur kuno, artefak, astrologi, dan di tempat ibadah.
Dalam literatur Islam dikenal sebagai Rub el Hizb
yang direpresentasikan dalam bentuk dua kotak tumpang tindih, dimana simbol ini
juga ditemukan pada beberapa emblem dan bendera. Dalam bahasa Arab, Rub artinya
'yang keempat, kuartal', sementara Hizb artinya kelompok atau partai. Pada
awalnya simbol ini digunakan dalam Quran yang dibagi menjadi 60 Hizb atau 60
kelompok dengan panjang kira-kira sama. Simbol ini menentukan setiap seperempat
Hizb, sementara Hizb merupakan satu setengah dari juz. Tujuan utama penggunaan
simbol ini sebagai sistem pemisah untuk memfasilitasi pembacaan Al-Qur'an,
tidak lebih. Selain itu, simbol ini juga digunakan sebagai penanda untuk akhir
bab dalam kaligrafi Arab.
Dalam literatur Buddha, simbol bintang segi
delapan menggambarkan delapan jalur di jalan Buddha dan delapan jalur abadi.
Simbolisme universal ini dianggap menarik karena berhubungan dengan
keseimbangan, harmoni, dan kosmis, sebuah pola yang berhubungan dengan awal
astronomi, agama, dan mistisisme.
Berbeda dengan literatur Hindu, dimana simbol ini
juga dikenal sebagai Bintang Lakshmi, mengisyaratkan Lakshmi sebagai Dewi
Kekayaan yang memiliki delapan emanasi disebut sebagai Ashtalakshmi yang
diwakili dua kotak membentuk Octagram. Simbol emanasi mewakili delapan bentuk
kekayaan yaitu moneter, kemampuan mengangkut, kemakmuran yang tak ada habisnya,
kemenangan, kesabaran, kesehatan dan gizi, pengetahuan, dan keluarga.
Dalam literatur agama kuno, Roda kehidupan Wicca
digambarkan sebagai sebuah lingkaran yang berisi bintang berujung delapan,
setiap titik merupakan hari libur besar yang disebut Sabbat. Budaya Wicca
menekankan sistem libur secara keseluruhan, dimana setiap hari libur
dipengaruhi melalui apapun yang telah datang sebelumnya dan mempersiapkan
apapun yang datang berikutnya.
Sementara itu, literatur agama Mesir kuno mengakui
delapan dewa (empat laki-laki dan empat perempuan) yaitu Nu, Nanet, Amun,
Amunet, Kuk, Kauket, Huh, dan Hauhet. Setiap pasangan merupakan simbol dari
kekuatan air, udara, kegelapan, dan tak terbatas. Secara bersamaan keempat
pasangan menciptakan dunia dan Dewa Ra menciptakan perairan primordial.
Kedelapan dewa ini dikenal sebagai Ogdoad, dan konteks ini juga digunakan
budaya lain yang diwakili melalui Octagram.
Asal bintang berujung delapan dalam mitologi dan
agama pemuja matahari. Raja matahari adalah simbol yang mendefinisikan kerajaan
Andalusia tertua. Sejak zaman neolitik, Andalusia menyembah matahari yang
diwakili dengan delapan sinar. Orang-orang Andalusia mewakili bintang ini dalam
mata uang mereka sebagai simbol politik yang jelas pada saat kemerdekaan
Andalusia. Andalusia memilih bintang berujung delapan sebagai simbol politik
dan meletakkannya di koin pertama diciptakan.
Kekhalifahan Al-Andalus menggunakan simbol bintang
segi delapan bahkan terlihat di beberapa koin mereka yang tersebar hampir
keseluruh Eropa. Kerajaan Nazari juga termasuk dalam beberapa wilayah yang
menggunakan simbol dalam dekorasi tambahan. Mozarabic dan Moor Andalusia pernah
menggunakan bintang berujung delapan di wilayah semenanjung utara, dan tersebar
di seluruh Maghreb dan Timur Tengah. Pembangun gedung menempatkan simbol
bintang segi delapan di gereja-gereja dan di ubin masyarakat waktu itu.
Penggunaan bintang berujung delapan waktu itu
tidak eksklusif bagi Andalusia pro-Muslim, tetapi diyakini bahwa orang Kristen
juga menggunakannya dalam bangunan, baik didalam dan luar wilayah Andalusia.
Historiografi menyebutkan bahwa banyak orang Andalusia bermigrasi ke utara
karena ketidakstabilan politik, agama, ekonomi Al-Andalus, terutama di
pertengahan dan akhir abad ke-9 M. Banyak ulama menghasilkan seni mereka ke
tempat baru di utara, membawa simbol-simbol termasuk bintang berujung delapan
yang diaplikasikan kedalam bentuk dekoratif berbeda. Beberapa fitur bintang
segi delapan dalam seni Andalusia berbentuk lengkungan di beberapa relief mawar
pada gereja San Miguel de Lillo (Oviedo), di pintu Santa Maria de Ripoll
(Girona) yang diterjemahkan dari karya-karya Al-Andalus.
Jika ingin menilik lebih lanjut banyak sekali
literature yang membahas tentang lambang octagram ini dari berbagai agama dunia
dari zaman prasejarah sampai saat ini. jadi, sebenarnya lambang ini milik siapa
dan milik agama mana tidak dapat diidentifikasi secara pasti. Tentu saja,
masing-masing pihak yang memiliki kepentingan terhadap ini akan mengklaim bahwa
ini adalah lambang mereka.
Selain bingkai octagram dalam logo UIN hasil
desain sang pemenang sayembara. Garis-garis silang menyilang yang terdapat
ditengahnya juga ikut diperdebatkan. Pihak UIN memberikan klarifikasinya dengan
menyatakan bahwa garis tersebut adalah lambang unsur terkecil dari atom yang
merupakan cikal bakal ilmu. Sementara itu, banyak pihak menyebutnya mirip
dengan salib ksatria templar yaitu salah satu jaringan zionis internasional. Hal
ini juga sudah barang tentu harus dikaji ulang.
Terlepas dari semua itu, jika memang logo baru
hasil desain dari pemenang pertama tersebut secara filosofi menggambarkan Islam
dan ilmu pengetahuan seperti yang disebutkan oleh pihak panitia sayembara UIN
Ar-Raniry, lalu dimana nilai keacehan yang juga seharusnya menjadi komposisi
dari logo Universitas Islam Negeri kebanggaan Ureung Aceh tersebut?
Dan terakhir, dikarenakan perdebatan ini kian
memanas tentu saja menimbulkan sebuah pertanyaan mendasar; apa yang mendasari
sehingga logo yang sekarang harus diubah atau diganti?
Referensi:
§
Al-Andalus, Oxford
Dictionary of Islam. By John L. Esposito, Oxford University Press 2003.
§
Un Simbolo Esencialmente
Andaluz, La Estrella De Ocho Puntas. By Paco Albaduli.
§
Invoking Lakshmi: The
Goddess of Wealth in Song and Ceremony. By Constantina Rhodes, State University
of New York Press 2011.
§
Medieval concept of the
cosmos, 1455 painting of the Holy Land, image courtesy of Wikimedia commons
Post a Comment