Ramadhan 2:
Puasa dalam bahasa Arab disebut shaum. Dalam
bahasa Inggris disebut fasting. Makna dari semua kata ini adalah
menahan. Secara definisi yang telah diketahui oleh seluruh ummat Islam adalah
menahan hawa nafsu atau menahan dari segala hal yang membatalkannya.
Menahan lapar dan haus mungkin memang hal yang
biasa. Namun, menahan hawa nafsu terutama nafsu amarah di tengah kondisi sosial
yang sedang carut marut itu berat buat sebagian orang. Sadarilah,,, itulah
sebenarnya bentuk perjuangan puasa yg sesungguhnya bagi kita rakyat Aceh
khususnya dan Indonesia umumnya.
Kasus perseteruan sesama muslim pada masalah
ibadah sunnah di Masjid Raya Baiturrahman, disadari atau tidak, diakui ataupun
tidak, telah menguras emosi hampir seluruh rakyat Aceh. Perselisihan tersebut
menjadi ajang saling tuduh sesama muslim justru terjadi di bulan Ramadhan ini
di saat yang seharusnya kita menahan. Menahan diri dari segala yang
membatalkan. Sebagai orang yang berilmu kita semua tentu sangat tahu bahwa
peristiwa yang terjadi semingguan terakhir ini dapat menghilangkan pahala
puasa.
Rakyat Aceh, sebagai warga dari sebuah Nanggroe
yang sedang berusaha meng-kaffah-kan keislamannya sedang diuji. Ujian kesabaran
dan toleransi dalam menyikapi perbedaan. Allah telah berfirman: "Apakah
manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman,
sedang mereka belum diuji?" (QS Al-Ankabut: 2-3).
Begitupun hal nya dengan bangsa Indonesia yang berpenduduk
mayoritas Islam terbesar di dunia. Pernyataan Menteri Agama untuk menghormati
orang yang tidak berpuasa dengan membiarkan warung makan beroperasi di siang
hari tentu saja menyulut kemarahan kita sebagai mayoritas.
Seharusnya merekalah (orang yang tidak
berpuasa-nonMuslim*red) yang menghormati kita yang sedang beribadah. Sama halnya
ketika masyarakat Muslim Bali yang menghormati Nyepi dengan juga tidak menyalakan
lampu. Kita sebenarnya sangat pantas marah. Namun, coba menelisik dari sisi
yang berbeda. Mungkin saja ini adalah ujian dari Allah untuk kita semua Muslim
Indonesia. Berpuasa di saat semua warung makan terbuka di siang hari sudah pasti
butuh keimanan ekstra. Apabila kita mampu melewatinya, Insha Allah keberkahan
(baca: pahala) dari Allah semakin besar.
Sekali lagi, sebenarnya disinilah letak tantangan
terbesar. Ketika keimanan kita meningkat, tentu ujian juga semakin bertambah
kan? Soal ujian kelas 1 SD pasti berbeda tingkat kesulitannya dengan kelas 1
SMP. Masing-masing mereka apabila sukses menghadapi ujiannya maka akan naik
kelas untuk kemudian menghadapi ujian yang lebih tinggi lagi, selanjutnya maka
akan naik kelas lagi.
Kita juga sangat ingin keimanan kita naik kelas
kan? Nach, inilah saatnya mempersiapkan diri menghadapi ujian yang lebih besar.
sikapi problematika yang terjadi dengan telaten dan berusaha sebaik mungkin
supaya kita sukses melewati ujian ini dan akan memperoleh nilai sempurna di
hadapan Allah swt.
Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin...
Post a Comment