Hujan acapkali tersemat bersama rindu
Pada tiap-tiap tetesannya seumpama undangan untuk
menghadiri makan malam bagi perut-perut kerontang yang belum diisi sejak
kemarin siang.
Bulir-bulirnya laksana panah Sa’ad bin Abi Waqqash
yang tepat menuju sasaran,
Hingga alam tak berkutik oleh dinginnya melodi
malam dan riuhnya tarian hujan ala jelmaan pangeran tampan dalam dogeng
pengantar tidur menjadi pelepas dahaga bagi kering kerongkongan.
Hujan menanti rindu, pun rindu menunggu hujan,
Seumpama kapal berlabuh setelah berlayar lima
purnama.
Bak bidadari bertemu syuhada dalam bilik syurga.
Pun juga, saat seperti ikrar suci terucap dari
lisan sang pencinta.
Hujan kerap menjadi tanda bahwa rindu sedemikian
bermakna.
Ketika gerimisnya menusuk jantung-jantung ruang
hampa bagai akupuntur pembuat awet muda meluruh bersama angin, disana seolah
gaung hikayat sabil bersenandung dalam gejolak perang.
Semakin deras hingga alirannya menganak sungai
menjadi oase bagi panasnya sabana yang mulai dirasa seluruh penjuru dunia.
Sambaran petir bagaikan blitz kamera yang tak
ingin ketinggalan menangkap setiap moment kehidupan meski dalam scene penuh
airmata sekalipun.
Dentuman halilintar apa kabar? Tetap sama seperti
dahulu, kini dan nanti meski mungkin ia telah menghapus rindu yang mengalir
bersama rintik-rintik yang tak lagi mampu diraba.
Hujan dan malam selalu menyisakan pekat dan gelap.
Seperti secangkir kopi tanpa gula, pekat dan gelap
meski aromanya selalu saja menggoda untuk diaduk.
Laksana pesta yang telah usai bersama kursi patah
dan piring pecah.
Dan, berupa abu demi abu dari puing-puing kapal
yang dibakar Thariq bin Ziyad.
Hujan dan rindu selalu saja seirama meski tak
diinginkan bersama, seperti penyair yang kehilangan kata-kata, atau penulis
yang kehabisan tinta.
Hujan dan rindu seringkali digandeng dalam satu
cerita, seperti Rama dan Shinta yang menjadi legenda, atau seperti romeo dan
juliet yang tak pernah bersama hingga kematian menyapa.
Lalu, apakah yang tersisa dari hujan semalam?
Hanya aku, kamu dan kenangan tentang rindu yang
mungkin pernah kita dan juga mereka rasa.
missing you in the rain
penghujung maret 2016
Post a Comment