Sekitar 3 bulan 3 minggu dan 29 hari yang lalu,
saya sempat menulis dan berbagi cerita tentang keberhasilan dunia pendidikan
kita. Nach, kalau tidak salah saya (kalau salah maafkan sajalah meskipun
lebaran udah lewat) di tulisan itu saya sempat bercerita tentang berbagai jenis
bebatuan. Loh..,, apa hubungannya keberhasilan pendidikan dengan bebatuan? Beneran
nech, mau tau hubungannya?? Yakin??? Ok, kalau mau tau silahkan dibaca tulisan
saya terdahulu yang berjudul “keberhasilan kita”. Apa?? Promosi?,, iya
donk, selama saya kuliah di ekonomi saya selalu diajarkan bagaimana strategi
promosi. Dan...,,, saya juga belajar bahwa ternyata promosi itu adalah promo
supaya tak basi, kalau udah basi bisa dipanasin lagi koq. (aduhh,, emg makanan?)
eh iya,, banyak juga sekarang ini promosi makanan yang terkadang agak lebay. Iya
kan?? Iya ajalah...,, mumpung masih tahun baru. Hihihi
Setelah di paragraf pertama kita berbicara tentang
promosi, di paragraf kedua ini, saya mau bercerita tentang batu, iya promosi
batu kali ya...,, kita semua tau (saya yakin tidak ada yang tidak tau)
bahwasanya di Aceh saat ini sedang marak-maraknya promosi batu giok. Dimana-mana
giok. Bahkan sebagian selebritis mulai cemburu karena gaung mereka mulai
terkalahkan dengan giok.
Ruang kuliah, kantin kampus, kantor, angkutan
umum, dan beberapa tempat umum lainnya hampir rata-rata terdengar obrolan
tentang giok ini, pokoknya di hampir semua tempat umum dech (hmm,,, kira2 kalau
di toilet umum, ada ga ya orang yang membicarakan giok ini?) sepertinya perlu
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jawabannya. Atau kalau ada yang mau
mengenai ada tidaknya orang yang membicarakan giok di toilet umum bisa
dijadikan penelitian yang lebih serius semisal skripsi, thesis ataupun
desertasi. Bagi yang berminat saya persilahkan, tak perlu sungkan, karena karya
ilmiah yang bagus itu adalah karya ilmiah yang selesai.
Tempat yang paling sering terdengar pembahasan
tentang giok ini adalah warung kopi. Kenapa warung kopi? Tentu anda punya
jawaban masing-masing tentang ini. Saya tidak akan memaksa anda untuk menerima
jawaban saya. Silahkan punya pandangan sendiri-sendiri. Ini zamannya kebebasan,
termasuk bebas mempunyai pendapat sendiri. Saya bukanlah orang yang otoriter. Saya
bukan diktator, percayalah..,, untuk itu pilihlah saya,, nach loe,.. hahaha
(lagi-lagi promosi supaya tak basi).
Kembali ke warung kopi. Sekitar beberapa tahun ini
warung kopi tumbuh menjamur di Aceh. Memang, warung kopi bukanlah suatu
fenomena baru bagi masyarakat Aceh, akan tetapi globalisasi membawa budaya
baru, warung kopi + wifi (baca: wai fai), kali ini anda harus ikut ejaan saya “wai
fai” bukan “wai fii”. Kalau anda tidak mau ikut ejaan saya, silahkan berhenti
baca tulisan saya. Loh koq jadi arogan gini ya? Maklum sajalah belum ada yang
mau memberikan giok gratis ke saya. Kalau kira-kira anda berkenan memberikan
giok gratis saya jamin saya tidak akan arogan lagi. (again: promosi) hehehe...
Budaya ngopi dengan sanger sebagai minuman
favorite sambil online serta ngomongin giok menjadi sesuatu yang fenomenal saat
ini, bahkan untuk mengakomodir ini beberapa waktu yang lalu saya sempat lewat
seputaran kajhu, Aceh Besar, di sana ada sebuah warung kopi yang diberi nama “Giok
Coffee”. Kreatif kan? Saya jadi penasaran, apa menu andalan mereka ya? Adakah kreasi
baru misalnya, kopi dengan batu giok di dalam nya bagi siapa saja yang
beruntung mungkin. Kalau begitu, berapa harga kopinya ya?
Trend giok ini menjangkiti hampir semua lapisan
masyarakat. Tidak hanya di dunia nyata seperti yang saya sebutkan tadi. Di dunia
maya pun, giok seakan menjadi trending topic yang tidak habisnya dibahas. Lagi-lagi
giok membuat para public figure iri, karena kehadiran giok membuat mereka
seakan terlupakan dalam perbincangan publik. Dari saya tau mereka cemburu?? Sebenarnya
ini rahasia, tapi tak apalah saya bagi sedikit bocorannya. Begini..,, saya tau
para selebritis dan public figure itu curhat ke saya bahwa mereka cemburu sama
giok karena harga giok terkadang lebih mahal dari harga mereka. Popularitas giok
menyaingi mereka, sehingga di takutkan sekitar beberapa tahun ke depan, semua
infotainment akan membicarakan giok dan mereka akan semakin tersisih. Kasihan ya....
Oh ya, saya juga sempat mendengar mengenai
khasiat-khasiat giok ini. Benarkan salah satu khasiat nya adalah bisa membuat
orang tidak lapar kalau sudah makan? atau khasiat lainnya bisa membuat orang
merasa kaya kalau ada lembaran kertas berangka nominal di dompetnya. Benarkah itu???
Mohon info untuk khasiat ini. Jadi, bagi siapa saja yang merasa tau tentang
khasiat-khasiatnya sepertinya bisa buka klinik konsultasi tentang giok. Bisnis baru
yang menjanjikan nech...
Okey, sekarang kita lanjut membicarakan harga
giok. Sepengetahuan saya, harganya bervariasi, tergantung dari jenisnya dan
tergantung dari siapa yang membelinya. Kenapa bisa begitu ya? Hmm,, kenapa saya
katakan tergantung dari yang membelinya? Iya, karena apabila yang membelinya
adalah orang yang tidak mengerti dan tidak tahu menahu tentang giok maka
harganya bisa melambung tinggi, tinggiiii sekali, setinggi Air Asia yang
akhirnya jatuh kali yaaa??? Tapi, apakah harga giok juga bisa jatuh kalau ada
awan cumulus nimbus? Ntah lah...
Pasti ingin tau tentang awan cumulus nimbus itu
kan? Maaf, bukan itu pembahasan kita kali ini. Jadi, mohon sabar dan berbesar
hati lah untuk itu. Berbesar hati itu bukan berarti anda harus lever ya. Tau kan
lever? Itu tuch sejenis penyakit kulit, eh..,, penyakit sosial di masyarakat
dech kayaknya, yang melihat seseorang berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu.
Eh salah lagi ya??? Oh iya ya, lever itu adalah tingkatan jabatan di sejumlah
MLM. (silahkan anda pilih sendiri mana yang benar, kali ini saya sudah tidak
arogan lagi).
Kita kembali ke fenomena zaman batu, eh, maksud
saya fenomena batu giok. Nach kan, kalau sudah ngomongin batu giok ternyata gak
akan ada habisnya. Mulai dari mana asalnya (yang belum sempat kita bicarakan),
bagaimana prosesnya, dan apa nilai gunanya. Hal ini biasa disebut ontologi,
epistimologi dan aksiologi. Wah..,, apalagi ini?koq jadi kacau gini ya? Gak kacau
koq, tenang...,, ini adalah filsafat batu giok. Mungkin, bisa jadi pertimbangan
para petinggi kampus-kampus ternama nech, untuk menjadikan Filsafat Giok
sebagai Mata Kuliah wajib dengan bobot 4 atau 6 sks. Setuju kan teman-teman???
Selanjutnya....,,, mengenai siapa yang akan
mengajarkan mata kuliah ini? Hmm...,,, siapa ya? Ah malas ah mikir, karena
ternyata perut saya sudah mulai kriuk-kriuk, koq bisa kriuk-kriuk begini ya? Oowhh...,,
ternyata lagi-lagi karena saya tidak pakai giok. J
Post a Comment